Sabtu, 16 Mei 2015

KONSEP DIRI



KONSEP DIRI
Pada tanggal 12 Mei 2015 , mata kuliah Psikologi Pendidikan di kelas mempelajari materi Konsep diri yang pada hakikatnya adalah penggambaran diri.
Pengertian Konsep Diri
Konsep diri merupakan bagian penting dalam perkembangan kepribadian. Seperti dikemukakan oleh Rogers (dalam Hall & Lindzey, 1985) bahwa konsep kepribadian yang paling utama adalah diri. Secara umum, Greenwald et al., (dalam Campbell et al., 1996) menjelaskan bahwa konsep diri sebagai suatu organisasi dinamis didefinisikan sebagai skema kognitif tentang diri sendiri yang mencakup sifat-sifat, nilai-nilai, peristia-peristiwa, dan memori semantik tentang diri sendiri serta control terhadap pengolahan informasi diri yang relevan.
Konsep diri mengandung makna penerimaan diri dan identitas diri yang merupakan konsepsi inti yang relative stabil (Sullivan, dalam Leonard et al., 1995), namun dalam situasi interaksi social konsep diri bersifat dnamis (Capon & Owens, 2000), persepsi terhadap diri sendiri yang didasarkan pada pengalaman dari interprestasi terhadap diri dan lingkungan dan strktur yang bersifat multidimensional berkaitan dengan konsepsi atau penilaian individu tentang diri sendiri
Referensi : Prof. Dr. Syamsul Bachri Thalib, M. Si. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif. Kencana Prenada Media Group. Hal 121

Aspek Konsep Diri
Song dan Hattie (1984) menyatakan bahwa aspek-aspek konsep diri dibedakan menjadi konsep diri akademis dan konsep diri non-akademis. Konsep diri non-akademis dibedakan lagi menjadi konsep diri social dan penampilan diri. Jadi, pada dasarnya konsep diri mencakup aspek konsep diri akademis, konsep diri social, dan konsep diri penampilan diri.
Myers-Walls et al. (2000), dalam pandangannya tentang konsep diri secara implicit membedakan konsep diri atas dua kategori utama, yaitu konsep dri secara umum (general self-concept) dan konsep diri secara spesifik termasuk dalam kaitannya dengan bidang akademik, karier, atletik, kemampuan artistic, dan fisik. (Prof. Dr. Syamsul Bachri Thalib, M.Si. 2010. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis EmpirisAlokatif. Jakarta: Kencana  Prenada Media Group hal 123).
Perkembangan Konsep Diri
Konsep diri bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan faktor yang dipelajari dan terbentuk melalui pengalaman individu dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam berinteraksi ini setiap individu akan menerima tanggapan. Tanggapan yang diterima tersebut dijadikan cermin bagi individu untuk menilai dan memandang dirinya sendiri, terutama didasarkan tanggapan orang penting dalam hidup anak, yaitu orang tua, guru, teman sebaya mereka. Jadi, konsep diri terbentuk karena suatu prosesumpan balik dari individu lain. Bila anak yakin bahwa orang-orang yang penting baginya menyenangi mereka, maka mereka akan berpikir positif tentang diri mereka dan sebaliknya.
Sebagaimana halnya dalam perkembangan pada umumnya, keluarga, khususnya orang tua berperan penting dalam prkembangan konsep diri anak. Konsep diri tebentuk dan atau berkembang secara gradual dalam proses pengasuhan termasuk intraksi interpersonal antara ibu-anak.
Selanjutnya, Friedman (1997) menjelaskan bahwa pengasuhan orang tua berdampak pada konstuk psikologis anak. Model pengasuhan yanngpermisitif dan otoritercenderung mengakibatkan konsep diri dan kompetensi social yang rendah. Pengasuhan dengan model otoritatif cenderung menghasilkan konsep diri, kompetensi social, dan independensi yang tinggi.
Berdasarkan telaah deskriptif dan analisis empiris mengenai konsep diri dapat dikemukakan bahwa factor-faktor yang memengaruhi konsep diri siswa mencakup factor keadaan fisik dan penilaian orang lain mengenai fisik individu; factor keluarga termasuk pengasuhan orang tua, pengalaman perilaku kekerasan, sikap saudara, dan status social ekonomi; dan factor lingkungan sekolah. (Prof. Dr. Syamsul Bachri Thalib, M.Si. 2010.
Referensi - Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis EmpirisAlokatif. Jakarta: Kencana  Prenada Media Group hal 124).
Fungsi konsep diri
Konsep diri merupakan filter dan mekanisme yang mewarnai pengalaman keseharian. Siswa yang menunjukkan konsep diri yang rendah atau negative, akan memandang dunia sekitarnya secara negative. Sebaliknya, siswa yang mempunyai konsep diri yang  tinggi atau positif, cenderung memandang lingkungan sekitarnya secara positif. Dengan  demikian, sudah menjadi consensus umum bahwa konsep diri positif menjadi factor penting bagi berbagai situasi psikologis dan pendidikan.
Konsep diri sebagai pandangan yang  dimiliki setiap orang mengenai dirinya sendiri yang terbentuk, baik melalui pengalaman maupun pengamatan terhadap diri sendiri, baik konsep diri secara umum (general self concept) maupun konsep diri secara spesifik termasuk konsep diri dalam kaitannya dalam bidang akademik, karier, atletik, konsistensi diri, dan kompleksitas diri yang terbuka untuk interprestasi sehingga secara umum berkaitan dengan pembelajaran dan menjadi mediasi variable motivasi dan pilihan tugas – tugas pembelajaran (syamsul bahri thalib. 122)
Konsep Diri dan Pengaruhnya Terhadap Tingkah Laku
Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan tingkah laku seseorang. Bagaimana seseorang memandang dirinya akan tercermin dari keseluruhan prilakunya. Artinya, prilaku individu akan selaras dengan cara individu memandang dirinya sendiri. Apabila individu memandang dirinya sebagai orang yang tidak mempunyai cukup kemampuan untuk melakukan suatu tugas, maka seluruh perilakunya akan menunjukan ketidak mampuannya tersebut. Menurut Felker (1974), terdapat tiga peranan penting konsep diri dalam menentukkan perilaku seseorang, yaitu
Pertama, self-concept as maintainer of inner consistency yaitu konsep diri memainkan peranan dalam mempertahankan keselarasan batin seseorang. Kedua, self-concept as an interpretation of experience yaitu konsep diri menentukkan bagaimana individu memberikan penafsiran atas pengalamannya. Ketiga, self-concept as set of expectation yaitu konsep diri juga berperan sebagai penentu pengharapan individu. (Dra. Desmita M.Si, hal.169).

Konsep Diri yang Sehat
Dalam teori Psikoanalisis, proses perkembangan konsep diri disebut proses pembentukan ego (the process of ego formation). menurut aliran ini, ego yang sehat adalah ego yang dapat mengontroldan mengarahkan kebutuhan primitif (dorongan libido) supaya setara dengan dorongan dari super ego serta tuntutan lingkungan.
Untuk mengembangkan ego atau diri (self) yang sehat adalah dengan memberikan kasih sayang yang cukup dan dengan cara orangtua menunjukkan sikap menerima anaknya dengan segala kelebihan dan kekurangannya, terutama pada tahun-tahun pertama perkembangannya.
Referensi : (prof Dr H Djaali Psikologi Pendidikan PT Bumi Aksara jkt : 2014 hlm 130).
Hubungan antara Konsep Diri dan Prestasi Sekolah
Sejumlah ahli psiklogi dan pendidikan berkeyakinan bahwa konsep diri dan prestasi belajar mempunyai hubungan yang erat. Nylor (1972) misalnya, mengemukakan bahwa banyak penelitian yang membuktikan hubungan positif yang kuat antara konsep diri dan prestasi belajar di sekolah. Siswa yang mempunyai konsep diri positif, memperlihatkan prestasi yang baik di sekolah, atau siswa yang berprestasi tinggi di sekolah memiliki penilaian diri yang tinggi, serta menunjukan hubungan antarpribadi yang positif pula. Mereka menentukan target prestasi belajar yang realistis dan mengarahkan kecemasan akademis dengan belajar keras dan tekun, serta aktivitas-aktivitas mereka selalu diarahkan pada kegiatan akademis. Mereka juga memperlihatkan kemandirian dalam belajar, sehingga tidak tergantung pada guru semata.

Untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan prestasi belajar, Fink (dalam Burnes, 1982) melakukan penelitian dengan melibatkan sejumlah siswa laki-laki dan perempuan yang dipasangkan berdasarkan tingkat intelegensi mereka. Di samping itu, mereka digolongkan berdasarkan prestasi belajar mereka, yaitu kelompok berprestasi lebih (overachievers) dan kelompok berprestasi kurang (underachievers).  Hal penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan konsep diri antara siswa yang tergolong overachievers dan underachievers. Siswa yang tergolong overachievers menunjukan konsep diri yang positif, dan hubungan yang erat antara konsep diri dan prestasi belajar terlihat jelas pada siswa laki-laki.
Penelitian Walsh (dalam Burns, 1982), juga menunjukan bahwa siswa-siswa yang tergolong underachievers mempunyai konsep diri yang negatif, serta memperlihatkan beberapa karakteristik kepribadian; 1) mempunyai perasaan dikritik, ditolak dan diisolir; 2) melakukan mekanisme pertahanaan diri dengan cara menghindardan bahkan bersikap menentang; 3) tidak mampu mengekspresikan perasaan dan perilakunya. (Dra. Desmita, M.Si, hal. 182)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar