Senin, 05 Januari 2015

PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

A.   Sumber dan Tipe Prinsip Pengembangan Kurikulum

[1] Menurut Oliva (1992) ada empat sumber prinsip pengembangan kurikulum, yaitu :

1.      [2] Data empiris (empirical data)
Data empiris menunjukan adanya pengalaman yang terdokumentasi dan terbukti efektif.
2.      Data eksperimen (experiment data)
Data eksperimen berkaitan dengan temuan-temuan  hasil penelitian. Temuan hasil penelitian yang dipandang valid dan reliabel sehingga tingkat kebenaran dan akurasinya lebih meyakinkan untuk dijadikan prinsip dalam pengembangan kurikulum. Dalam fakta kehidupan, data hasil penelitian (hard data) itu sifatnya sangat terbatas. Banyak data-data lainnya yang diperoleh bukan dari hasil penelitian tetapi terbukti efektif untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan yang kompleks, diantaranya adat kebiasaan yang hidup di masyarakat. Bahkan data yang diperoleh dari penelitian sendiri digunakan setelah melali proses pertimbangan dan penilaian akal sehat terlebih dahulu.
3.      Cerita/legenda yang hidup di masyarakat (folklore of curriculum)
Folklor adalah sebagian dari kebudayaan yang berbentuk lisan, bukan tertulis, seperti cerita-cerita atau legenda. Menurut Brunvand, folklore dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :
a.       Folklore lisan
Seperti dialek, julukan, titel, peribahasa, teka-teki, syair rakyat, cerita rakyat, mitos, legenda, dongeng, dan nyanyian rakyat.
b.      Folklore setengah lisan
Seperti kepercayaan rakyat dan tahayul. Aspek kebudayaan seperti ini bukan saja lisan, tetapi juga berupa perbuatan seperti permainan rakyat, drama, wayang, ludruk, tari adat, upacara, dan pesta.
c.       Folklore yang bukan lisan, baik materil (arsitektur, kerajinan tangan, pakaian, perhiasan, seni masak, obat-obatan) maupun bukan materil (gerak, isyarat, musik rakyat).

Folklore mempunyai berbagai fungsi, antara lain sebagai bahan hiburan, sebagai suatu sistem proyeksi, sebagai pengesahan suatu adat kebiasaan, sebagai bahan pendidikan , sebagai sosial pressure and social control. Dengan demikian, semua jenis data tersebut sangat berguna bagi kegiatan pengembangan kurikulum, sebagai sumber prinsip yang akan dijadikan pegangan.
4.       Akal sehat (common sense)

B.     Prinsip-prinsip umum pengembangan kurikulum
[3]Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dikelompokkan menjadi dua, yaitu prinsip umum  dan prinsip khusus. Prinsip-prinsip umum pengembangan kurikulum adalah :
1.      Prinsip berorientasi pada tujuan dan kompetensi
Tujuan yang dimaksud adalah hal yang ingin dicapai dalam pendidikan. Tujuan pendidikan mempunyai tingkatan/hierarki tertentu, mulai dari yang umum sampai yang khusus. Tujuan yang dimaksud meliputi tujuan nasional, institusional, kurikuler, pembelajaran umum, pembelajaran khusus. Tujuan pendidikan harus mencakup semua aspek perilaku peserta didik, baik dalam domain kognitif, afektif, maupun psikomotor.
      Kompetensi adalah perpaduan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam pola berpikir dan pola bertindak. Ciri utama prinsip ini adalah digunakannya pemikiran yang sistematik dan sistemikdi dalam pengembangan kurikulum. Oleh karena itu, langkah pertama yang harus dilakukan oleh pengembang kurikulum adalah menetapkan standar kompetensi lulusan.

2.      [4]Prinsip Relevansi
Prinsip ini terdiri atas dua jenis, yaitu :
a.       Relevansi eksternal
Menunjukkan relevansi antara kurikulum dengan lingkungan hidup peserta didik dan masyarakat, perkembangan kehidupan masa sekarang dan masa yang akan datang serta tuntutan dan kebutuhan dunia pekerjaan. Jika relevansi eksternal ini tidak terpenuhi, berarti kurikulum tersebut tidak ada artinya bagi kehidupan masyarakat.

b.      Relevansi internal
Artinya relevansi 1di antara komponen kurikulum itu sendiri. Suatu kurikulum yang baik harus memenuhi syarat relevansi internal, yaitu adanya koherensi dan konsistensi antar komponennya. Misalnya pengembangan isi/bahan yang akan disampaikan kepada peserta didik dan tujuan kurikulum, pengembangan evaluasi harus relevan dengan proses pembelajaran, isi/bahan, dan tujuan kurikulum.

3.      Prinsip efisiensi
Prinsip efisiensi dalam kurikulum tentu sulit digunakan bila dibandingkan dengan produk suatu perusahaan atau mesin. Prinsip ini perlu dipertimbangkan terutama yang menyangkut tentang waktu, tenaga, peralatan, dan dana. Kurikulum harus bisa diterapkan dalam praktek pendidikan, sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Implikasinya adalah mengusahakan agar kegiatan kurikuler mendayagunakan waktu, tenaga, biaya,dan sumber-sumber lain secara cermat dan tepat sehingga hasil kegiatan kurikuler itu memadai dan memenuhi harapan.

4.      Prinsip keefektifan
Prinsip ini dapat ditinjau dari dua dimensi, yaitu proses dari produk. Dimensi proses mengacu pada keefektifan proses pembelajara sebagai real curriculum. Sedangkan dimensi produk mengacu pada hasil yang ingin dicapai implikasinya adalah para pengembang kurikuum harus mengusahakan agar kegiatan kurikuler bersifat membuahkan hasil, yaitu menguasai kompetensi tanpa ada kegiatan yang mubadzir.
5.      Prinsip fleksibilitas
Kurikulum harus dikembangkan secara lentur (tidak kaku), baik dalam dimensi proses maupun dimensi hasil yang diharapkan. Dalam dimensi proses, guru harus fleksibel mengembangkan program pembelajaran, terutama penggunaan strategi, pendekatan, metod media pembelajaran, sumber belajar, dan teknik penilaian. Peserta didik juga harus fleksibel memilih program pendidikan. Implikasinya adalah para pengembang kurikulum harus mengusahakan agar kegiatan kurikuler bersifat luwes, dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan serta ketersediaan waktu tanpa merombak standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.

6.      Prinsip integritas
Kurikulum harus dikembangkan berdasarkan suatu keseluruhan atau kesatuan yang bermakna berstrusktur. Keseluruhan bukan merupakan penjumlahan dari bagian-bagian melinkan suatu totalitas yang memiliki maknanya sendiri. Prinsip ini berasumsi bahwa setiap abagian yang ada dalam keseluruhan itu berada dan berfungsi dalam struktur tertentu. Implikasinya adalah para pengembang kurikulum harus memperhatikan dan mengusahakanagar pendidikan dapat menghasilkan pribadi-pribadi yang unggul dan manusia yang seutuhnya.

7.      Prinsip kontinuitas
Kurikulum harus dikembangkan secara berkesinambungan, bersinambung antara mata elajara, antar kelas, maupun antar jenjang pendidijkan. Hal ini dimaksudkan agar proses pendidikan bisa maju secara sistematis, dimana pendidikan pada pada kelas atau jenjang yang lebih rendah harus menjadi dasar untuk melanjutkan pada di atasnuya. Dengan demikian, aka  terhindar dari tidak terpenuhinya kemampuan prasyarat awal siswa untuk mengikuti pendidikan pada kelas atau jenjangpendidikan yang lebih tinggi, juga terhindar dari adanya pengulangan- pengulangan program dan aktifitas belajar yang tidak perlu.
Implikasinya adalah mengsahakan agar setiap kegiatan-kegiatan kurikuler merupakan bagian yang berkesinambungan dengan kegiatan-kegiatan kurikuler lainnya, baik secara vrtikal maupun horizontal.

8.      Prinsip sinkronisasi
Kurikulum harus dikembangkan dengan mengusahakan agar smua kegiatan kurikuler, ekstrakurikuler dan kokurikuler serta pengalaman belajar lainnya dapat serasi, slaras, seimbang, searah, dan setujuan . jangan sampai teradi suatu kegiatan kurikuler menghambat , berlawanan dan mematikankegiatan-kegiatan kurikuler lainnya termask dengan kegiatan ekstar dan kokurikuler.

9.      Prinsip objektivitas
Kurikulum harus dikembangkan dengan mengusahakan agar kegiatan (intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan kokuler) dilakukan dengan tatnan kebenaran ilmiah serta mengesampingkan pengaruhsubjektivitas, emosional dan irasional..
10.  Prinsip demokrasi
Bangsa indonesia yang tengah melakukan reformasi menuju kehidupan demokratis pada penghujung abad ke-20, harus berpikir bahwa institusi harus dapat mendukung untuk mewujudkan kehidupan demokratis di dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan sekolah, masyarakat, lembaga pemerintah, maupun yang non-pemerintah. Demokrasi dalam suatu negara akan tumbuh subur apabila dijaga oleh warga negara yang memiliki kehidupan demokratis. pengembangan kurikulum harus dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi yaitu pengharagaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan, dan memperhatikan keragaman peserta ddik. Dalam praktiknya, pengembang kurikulum hendaknya memposisikan peserta didik sebagai insan yang harus dihargai kemampuannya. Selanjutnya oliva (1992) mengemukakan sepuluh prinsip pengembangan kurikulum yaitu : (a) perubahan kurikulum adalah sesuatu yang tidak dapat dihindarkan karena sangat diperlukan , (b) kurikulum merupakan produk dari masa yang bersangkutan, (c) perubahan kurikulum masa lalu sering terdapat persamaan bahkan tumpang tindih dengan perubahan kurikulum yang terjadi masa kini, (d) perubahan kurikulum akan terjadi dan berhasil sebagai dampak dari perubahan pada orang-orang atau masyarakat, (e) pengembangan kurikulum adalah kegiatan kerja sama kelompok, (f) pengembangan kurikulum pada dasarnya proses menentukan pilihan dari sekian alternatif yang ada, (g) pengembangan kurikulum adalah kegiatan yang tidak akan pernah berakhir, (h) pengembangan kurikulum akan berhasil jika dilakukan secara komprehensif, bukan aktivitas bagian per bagian yang terpisah, (i) pengembangan kurikulum akan lebih efektif jika dilakukan dengan mengikuti suatu proses yang sistematis, dan (j) pengembangan kurikulum dilakukan dengan bertitik tolak dari kurikulum yang ada.
Prinsip-prinsip tersebut berasal dari bermacam-macam sumber pandangan, seperti psikologi, sosiologi, manajemen, ekonomi, pendidikan, filsafat, politik dan sebagainya. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum biasanya ditulis secara eksplisit didalam kurikulum sekolah. Implementasinya dapat dikaji dari keseluruhan isi buku kurikulum tersebut atau di dalam pelaksanaan kurikulum dan evaluasi kurikulum.
Suatu  kurikulum dapat dikatakan tidak lagi mengemban fungsi yag sebenarnya. Kurikulum itu berjalan secara semu. Apalagi bagi kurikulum yang telah lama sekali tidak direvisi atau kurikulum pada lembaga-lembaga pendidikan yang personelnya sedang dibebani bermacam-macam kegiatan yang bertemakan pendidikan kemasyarakatan. Di indonesia, misalnya, sering terjadi semacam gerakan pendidikan kemasyarakatan,seperti kegiatan pengumpulan dana sosial, pendidikan kader masyarakat, dan sebagainya. Kegiatan itun pasti menganut prinsip-prinsip pendidikan yang baik, tetapi sayang tidak terwadahi di dalam kurikulum yang sedang dilaksanakan.

C.     Prinsip-prinsip khusus pengembangan kurikulum
Disamping prinsip-prinsip umum diatas, ada juga prinsip khusus yang bersumber dari anatomi kurikulum, yaitu :

1.      Prinsip-prinsip tujaun kurikulum
Prinsip ini ditinjau dari tujuan sebagai salah satu komponen pokok dalam pengembangan kurikulum. Menurut hilda taba (1962) ada tiga sumber tujuan, yaitu kebudayaan masyarakat, individu, dan mata pelajaran disiplin ilmu.

2.      Prinsip-prinsip isi kurikulum
Prinsip ini menunjukan :
a.       Isi kurikulum harus mencerminkan falsafah dan dasar suatu negara,
b.      Isi kurikulum harus diintregasikan dalam nation dan character building,
c.       Isi kurikulum harus mengembangkan cipta, rasa, karsa, dan karya agar peserta didik memiliki mental, moral, budi pekerti luhur, tinggi keyakinan agamanya, cerdas, trampil, serta memiliki fisik yang sehaat dan kuat,
d.      Isi kurikulum harus mempersiapkan sikap dan mental peserta didik untuk dapat mandiri dan bertanggung jawab dalam masyarakat,
e.       Isi kurikulum harus memadukan antara teori dan praktek
f.        Isi kurikulum harus memadukan pengetahuan, keterampilan dan sikap dan nilai-nilai,
g.       Isi kurikulum harus diselaraskan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern,
h.       Isi kurikulum harus sesuai dengan minat kebutuhan, dan perkembangan masyarakat.
i.         Isi kurikulum harus dapat mengintegrasikan kegiatan intra, ekstra dan kokurikuler

3.      Prinsip-prinsip didaktik-metodik
Prinsip ini meliputi :
a.       Semua pengetahuan dan kegiatan yang diajarkan harus fungsonal dan praktis,
b.      Pengetahuan dan kegiatan harus diselaraskan dengan taraf pemahaman dan perkembangan peserta didik,
c.       Guru harus membangkitkan dan memupuk minat
d.      Penyajian bahan pelajaran harus berbentuk jalinan teori dan praktik,
e.       Guru harus dapat memadukan kegiatan belajar individual maupun kelompok.
f.        Guru harus dapat mengembangkan sikap dan nilai-nilai peserta didik
g.       Guru harus memberikan bimbingan dan konseling kepada peserta didik.

4.      Prinsip yang berkenaan dengan media dan sumber belajar
Prinsip ini menunjukkan kesesuaian medi dan sumber belajar dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, materi pelajaran, karakteristik media pembelajaran, tingkat perkembangan peserta didik, tingkat kemampuan guru, praktix-ekonomis, untuk itu pengembangan kurikulum harus memperhatikan faktor-faktor antara lain objektivitas, program pembelajaran, sasaran program, situasi dan kondisi, kualitas media, keefektifan dan efisiensi penggunaan.

5.      Prinsip-prinsip evaluasi
Prinsip ini meliputi : prinsip mendidik, prinsip keseluruhan, prinsip kontinuitas, prinsip objektivitas, prinsip kooperatif, prinsip praktis, dan prinsip akuntabilitas.

Komentar saya :
Pengembangan kurikulum harus berdasarkan pada prinsip-prinsip tertentu. Prinsip yang telah disebutkan diatas dalam pengembangan kurikulum merupakan kaidah, norma, pertimbangan atau aturan yang menjiwai kurikulum itu. Pengembangan kurikulum dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang di dalam kehidupan sehari-hari atau membuat prinsip-prinsip baru sendiri oleh sebab itu terkadang kita bisa menemui prinsip yang digunakan sekolah A berbeda dengan prinsip yang digunakan di sekolah B.
Prinsip umum dan prinsip khusus pengembangan kurikulum memiliki manfaat yang dapat kita ambil. Kita bisa menggunakannya secara bersamaan karena antara satu dengan yang lainnya akan saling melengkapi. Meskipun demikian, prinsip-prinsip yang disajikan di atas sifatnya tidak kaku, masih mungkin untuk dimodifikasi, ditambah atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan.

REFERENSI : arifin, zainal, konsep model pengembangan kurikulum, Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2011,




[1] Oliva (1992)
[2] Drs. Zainal Arifin, M.Pd. konsep model pengembangan kurikulum, Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2011, hal. 28
[3] Drs. Zainal Arifin, M.Pd. konsep model pengembangan kurikulum, Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2011, hal. 31
[4] Loc.cit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar