Senin, 08 Juni 2015

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Psikologi Pendidikan

Pertemuan 26 Mei 2015

Hari itu tepatnya hari selasa tanggal 26 mei 2015 Ibu Nuraida selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan menyuruh melakukan pemanasan melalui pertanyaan-pertanyaan dari buku yang ditugaskan kepada saudari Dwi (pemakalah kelompok 6). Pertanyaan tersebut diberikan kepada mahasiswa Manajemen Pendidikan 2B guna untuk menyegarkan otak sebelum belajar dimulai dan disuruh menjawab pertanyaan tersebut. Seperti pada pertemuan minggu lalu (19 Mei 2015) pada matkul Psikologi Pendidikan. 
Adapun pertanyaan yang diberikan sebagai berikut :

1. Andai kata dilarang tersenyum, apa saja yang akan terjadi?
=>  a. Semua manusia tidak dapat bersosialisasi dengan baik
      b. Salah satu cara untuk beribadah semakin berkurang karna senyum merupakan ibadah.
      c. Menyebabkan cepatnya penuaan.

2. Bagaimana cara memperbaiki buku pelajaran, sepatu, permainan, dsb?
=>A. memperbaiki buku pelajaran :
 Dengan cara di fotocopy, dilem. jika sudah parah dibuang dan diganti dengan yang baru.
   B. memperbaiki sepatu :
dengan cara disol oleh tukang sol sepatu, jika sudah parah dibuang dan diganti dengan yang baru.
  C. memperbaiki permainan
 jika kerusakan masih ringan, di kasih lem perekat dan jika sudah parah dibuang dan ganti dengan yang baru.

3. Kursi bisa digunakan sebagai apa saja?
=> Duduk, alat untuk membantu manusia naik  ke atas, Pacaran, Tiduran, Istirahat, santai dll.

4. Buatlah pertanyaan unik, menarik, lucu tentang ABK!
=> Apa perbedaan pendidikan inklusif dengan pendidikan S?
Bukan hanya memberikan pemanasan melalui pertanyaan saja, kelompok 5 yang dipimpin sodari Indri dan Afra juga mengajak mahasiswa berdiri dan melakukan sedikit senam kecil didalam ruangan 5.12 FITK UIN Jakarta.

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
          A.    Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus
 
Anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang mempunyai kebutuhan baik permanen maupun sementara untuk memperoleh pelayanan pendidikan yang disesuaikan yang disebabkan oleh :
  •  Kondisi sosial-emosi
  •  Kondisi ekonomi
  • Kondisi politik 
  •       Kelainan bawaan maupun yang didapat kemudian
        B.    Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus
     Dalam pembahasan ini anak berkebutuhan khusus hanya dibatasi dengan lima anak berkebutuhan khusus diantaranya ; anak tunanetra, anak tunarungu, anak terbelakang, anak tunadaksa, dan anak tunalaras.
  • Dalam segi perkembangan intelektual rata-rata semua jenis anak berkebutuhan khusus terhambat bahkan ada yang terlambat sekali. Hal ini tergantung tingkat intensitas kelainannya dan derajat kedalaman pengalaman yang diberikan kepadanya.
  • Dalam segi sosialisasi pada umumnya mereka mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, meskipun di balik itu mengalami kemudahan dalam menyesuaikan dengan sesama anak berkebutuhan khusus yang sama kelainannya. Kesulitan menyesuaikan diri dapat terjadi karena adanya rasa rendah diri yang disebabkan adanya kelainan ataupun keterbatasan dalam kesanggupannya menyesuaikan diri.
  • Dilihat dari segi stabilitas emosinya, nampak bahwa pada umumnya emosi kurang stabil, mudah putus asa, tersinggung, konflik diri dan sebagainya. Hal ini muncul diduga karena keterbatasannya di dalam gerak, wawasan dan mengendalikan diri.
  • Sedangkan dalam segi komunikasi juga mengalami hambatan atau gangguan terutama bagi mereka yang mempunyai kelainan cukup berat, meskipun terbantu dengan kemampuan-kemampuan lainnya, misalnya : yang mengalami gangguan penglihatan dapat diatasi dengan pendengaran atau perabaan, gangguan pendengaran dapat diatasi dengan penglihatannya dan sebagainya.
       C.    Pendidikan Inklusif
       
        Pendidikan inklusif adalah pendidikan untuk :

  •   Semua anak dan orang dewasa yang butuh belajar
  • Anak-anak dan orang dewasa yang mempunyai kemampuan tinggi seperti talenta dan anak cerdas
  •  Orang-orang dengan hambatan fisik maupun psikis baik yang permanen maupun sementara seperti gangguan emosional dan tingkah laku, gangguan penglihatan,pendengaran,kesulitan belajar,disfungsi otak,gangguan motorik dsb
  • Orang-orang yang terpinggirkan seperti anak jalanan, pekerja anak, dan pemakai bahan minoritas
kelompok sasaran dalam pendidikan inklusif itu bukan anak yang berkelainan saja tapi meliputi sebagian besar anak yang belajar. oleh karenanya sekolah hendaknya mengakomodasi semua anak tanpa memandang kondisi fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, ataupun kondisi lainnya. Sekolah harus mencari cara agar berhasil mendidik semua anak, termasuk mereka yang berkebutuhan pendidikan khusus. 

      D.    Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus
  • Anak berkebutuhan khusus yang bersifat sementara (temporer) adalah anak yang mengalami hambatan belajar dan hambatan perkembangan disebabkan oleh faktor-faktor eksternal. Misalnya anak yang yang mengalami gangguan emosi karena trauma akibat diperkosa sehingga anak ini tidak dapat belajar. Pengalaman traumatis seperti itu bersifat sementara tetapi apabila anak ini tidak memperoleh intervensi yang tepat boleh jadi akan menjadi permanen. Anak seperti ini memerlukan layanan pendidikan kebutuhan khusus, yaitu pendidikan yang disesuikan dengan hambatan yang dialaminya tetapi anak ini tidak perlu dilayani di sekolah khusus. Di sekolah biasa banyak anak-anak yang mempunyai kebutuhan khusus yang bersifat temporer, dan mereka memerlukan pendidikan yang disesuaikan yang disebut pendidikan kebutuhan khusus.
  • Anak berkebutuhan khusus yang bersifat permanen adalah anak-anak yang mengalami hambatan belajar dan hambatan perkembangan yang bersifat internal dan akibat langsung dari kondisi kecacatan, yaitu seperti anak yang kehilangan fungsi penglihatan, pendengaran, gannguan perkembangan kecerdasan dan kognisi, gangguan gerak (motorik), gangguan iteraksi-komunikasi, gangguan emosi, sosial dan tingkah laku. Dengan kata lain anak berkebutuhan khusus yang bersifat permanent sama artinya dengan anak penyandang kecacatan. Anak berkubutuhan khusus permanen meliputi :
     1. Anak dengan Gangguan Penglihatan (Tunanetra)
     2. Anak dengan Gangguan Pendengaran dan Wicara (Tunarungu)
     3. Anak dengan Kelainan Kecerdasan dibawah rata-rata (Tunagrahita)
     4. Anak dengan Kecerdasan dan Bakat Istimewa (Gifted dan Talented)
     5. Anak dengan Gangguan Anggota Gerak (Tunadaksa)
     6. Anak dengan Gangguan Emosi dan Perilaku (Tunalaras)
     7. Anak dengan Kesulitan Belajar Spesifik (Specific Learning Disability)
     8. Anak Lamban Belajar (Slow Learner)
     9. Anak Autis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar